Tahrin : Partisipasi Warga Rendah, BKM Prihatin

Tahrin : Partisipasi Warga Rendah, BKM Prihatin

Posted by MEDIA KITA on Jumat, 23 Mei 2014 0

Bengkulu – Koordinator BKM Harapan Maju Kelurahan Pematang Gubernur mengatakan bahwa BKM akan terus berupaya maksimal untuk mendorong warga Pematang Gubernur dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PNPM Mandiri Perkotaan maupun di program lainnya yang masuk di wilayah tersebut.

Kami sangat maklum dengan kondisi warga kami. Kalau ingin partisipasi aktif KK Miskin, kita tidak bisa memaksakan. Pada umumnya KK Miskin di tempat ini berprofesi sebagai tukang, buruh harian, ada juga yang jualan keliling, jualan di pasar (Pasar Kaget Pematang-red). Tentunya mereka itu bekerja sehari penuh untuk memenuhi kebutuhan keluarga.” Demikian kata Tahrin Wasul saat ditanya mengenai tingkat partisipasi warga di sela-sela kegiatan Pelatihan Masyarakat Kelurahan BLM 2013.

Sebagai informasi, dalam kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sangat diharapkan partisipasi dari masyarakat, baik warga miskin maupun non miskin. Ini dilakukan agar warga miskin banyak mendapat informasi dan masukan saat mengikuti diskusi, rembug warga dan kegiatan lainnya. Dengan demikian mereka tidak kehilangan informasi, apalagi program seperti PNPM-Mandiri Perkotaan sasaran utamanya adalah warga miskin (PS2).

“Banyak alur kegiatan di PNPM Mandiri Perkotaan yang masyarakat tidak tahu. Bukan mereka ingin menghindar, tapi keadaan ekonomi yang membuat mereka benar-benar harus fokus untuk mendapatkan penghasilan harian.”sambung tokoh masyarakat ini yang juga seorang Imam Masjid.

“Namun begitu, BKM tetap akan bekerja sama dengan pengurus RT dan RW untuk mendorong warganya, paling tidak setiap informasi tetap kami terima. Terkait sasaran BLM, tentunya RT lebih tahu siapa warganya yang memang masuk dalam kriteria calon penerima manfaat.” Kata Tahrin Wasul seraya masuk ke dalam kelas Pelatihan BKM-Aparat Pemerintah.

Ya, masalah partisipasi warga memang sangat menjadi dilema. Di satu sisi PNPM-Mandiri Perkotaan mengharuskan adanya partisipasi khususnya warga miskin, di sisi lain warga miskin juga harus menghidupi keluarganya. Namun semuanya bisa disikapi,  tergantung bagaimana pihak-pihak terkait dapat saling berkoordinasi dan bekerja sama. (emb)