Masalah Kemiskinan Dapat Dikurangi Dengan Usaha Barang Bekas

Masalah Kemiskinan Dapat Dikurangi Dengan Usaha Barang Bekas

Posted by MEDIA KITA on Minggu, 10 Agustus 2014 9

Berita Muara-Sudah hampir dua tahun usaha barang bekas dijalani oleh Tahrin Wasul, Koordinator BKM Harapan Maju Kelurahan Pematang Gubernur. Menurutnya usaha barang bekas potensial membuka lapangan kerja dan menambah penghasilan.

Hal ini diutarakannya saat kontributor mengunjungi rumahnya di Pematang Gubernur. Terlihat beberapa orang perempuan yang diantaranya adalah istri dan anaknya bersama dengan sedang melakukan proses sortir (pemisahan dan pengelompokan) barang-barang bekas yang diantarkan oleh pengumpul yang selanjutnya akan dijual.

“Menurut saya, masalah kemiskinan dapat dikurangi dengan usaha barang bekas. Hampir dua tahun usaha ini saya jalankan. Modal awalnya dana sendiri” kata kontributor via telepon karena pada saat itu dia tidak ada rumah yang juga dijadikan sebagai sekretariat BKM Harapan Maju Kelurahan Pematang Gubernur tersebut.

Terlihat para penyortir sedang memilah dan mengelompokkan jenis barang yang diantarkan oleh pengumpul, sesuai bahannya. Kebanyakan bahan-bahan dari plastik seperti air mineral kemasan cup (gelas), yang kemudian dibersihkan dan dipisahkan dari barang-bekas berbahan lainnya seperti kertas ataupun besi.

“Saya ngambil dari pengumpul. Kalau dulu pengumpulnya dari tempat-tempat jauh, kalau sekarang ada juga warga sekitar Pematang yang ngantar ke sini, karena pengumpul yang dari lokasi jauh mungkin sudah menjual ke orang lain.” Kata Tahrin lagi menambahkan. 

Menurutnya, selain membuka lapangan kerja, juga bisa membantu warga khususnya ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan dan dalam kategori kurang mampu secara finansial. “Kalau sekarang ada sekitar 4-5 orang ikut membantu sortiran. Dikasih upah harian, tapi mereka dikasih pilihan apakah terima hari itu atau dikumpulkan jadi sekaligus ngambil, atau ngambil seberapa perlu saja kapan butuh” katanya menjelaskan.

Tahrin dapat menjual kembali barang bekas yang disortir tersebut dengan nilai rupiah yang lebih besar. “Ya dihitung juga jasa sortir dan waktu sortirnya” katanya. Untuk kemasan air mineral plastik berbentuk cup bisa dijual Rp 6.500 – Rp 7.500,-. Tiap jenis dan bahan barang berbeda-beda harganya. “ Kalau dihitung nilai jualnya, lumayanlah.” Katanya.

Tahrin berencana untuk bisa mengembangkan usahanya tersebut, apalagi halaman samping rumahnya yang dijadikan tempat sortir masih cukup untuk menampung. Meskipun begitu, dia menyatakan bahwa untuk menuju ke arah situ pastinya tentu modal lebih besar, apalagi selama ini dia mulai dari nol dengan modal sendiri yang untungnya cukup biaya sehari-hari dan upah penyortir. 

“Usaha ini bukan cuma untuk saya dan keluarga, tapi juga beberapa orang penyortir bisa terbantu. Kedepannya mau dikembangkan, tapi belum punya modal. Siapa tahu ada donatur atau program yang mau bermitra dengan kami. Kalau pinjam dari kegiatan ekonomi bergulir UPK Program PNPM sepertinya tidak mungkin, karena dananya butuh banyak” Katanya menambahkan. Saat ini dia masih berupaya untuk mitra agar bisa mengembangkan usaha tersebut. “Kalau usahanya dikembangkan, kebutuhan tenaga kerja juga bertambah.”